Sedang asik menikmati suasana di sebuah lokasi kuliner bersama suami, saya di kagetkan seorang anak kecil yang menghampiri dan meminta-minta, saya perhatikan anak ini tidaklah dekil cukup bersih untuk seorang anak yang meminta minta. Karena penasaran kok bisa dia meminta-minta jam segini padahal jam sudah menunjukkan pukul 8.30 WIB, waktu dimana saat usia seperti ini bukannya jamnya dia dirumah bersama keluarganya paling tidak belajar atau mengerjakan PR dari sekolahnya.
Inisial Namanya FT, usianya baru 7 tahun awal yang saya tanyakan dan FT sambil mengajaknya bergabung dengan kami sembari menawarkan makanan dan minuman yang dia suka. dia memilih menu roti bakar dan es teh manis. Dia banyak bertanya khas pertanyaan anak-anak, melihat FT cukup komunikatif saya bertanya tentang dirinya dan keluarganya, kenapa meminta-minta, termasuk pertanyaan klasik kepada anak-anak "kalau besar mau jadi apa? ".
FT seorang anak tunggal ayah ibunya saya simpulkan sebagai pekerja keras dimana ayahnya sedang merantau sebagai pekerja bangunan, dan ibunya berjualan di pasar menurut pengakuannya. Diapun masih sekolah di SD Negeri. Apakah dia meminta-minta seperti ini diketahui orang tuanya? tidak!, yah orang tuanya tidak tahu kalau dia meminta-minta, dia keluar dari jam 4 sore menyusuri jalan meminta-minta pulang jika sudah jam 10 malam. Dia berbohong ke orang tuanya jika dia habis main bersama temannya saat pulang ke rumah. Dan dia sudah menjalani kehidupan seperti ini sudah lama lanjutnya.
Saya pun iseng bertanya berapa yang dia peroleh setiap harinya, rata-rata 10 hingga 20 ribu rupiah, dan itu buat jajan keesokan harinya di sekolah untuk tambahan dari uang jajan yang diberikan oleh ibunya.
FT bercita-cita menjadi masinis, dia senang melihat kereta, dia selalu menyempatkan diri ke stasiun melihat kereta yang melintas. Menurutnya masinis pasti duitnya banyak karna penumpang keretanya banyak tidak seperti supir angkot yang penumpangnya sedikit.
Saya hanya tersenyum mendengar pernyataan lugunya. Saya hanya menambahkan jika mau jadi masinis jangan meminta-minta, sayangi orang tua, sayangi ibunya kan sendirian dirumah, bantu kalau ibu lagi repot disambut dengan anggukan kecilnya.
Makanan dan minumannya sudah habis, dan dia pamit, "bu sudah kenyang mau pulang dulu" katanya, "ya udah, tapi langsung pulang yah nanti di cari ibunnya" sambil memberikan sedikit uang buat tambahan jajannya besok. FT pun berlari kecil ke tepi jalan raya menahan angkot yang lewat dan diapun pergi.
Suami hanya tersenyum melihat saya bercengkrama dengan FT, suami sesekali mengambil foto kami berdua.
Prihatin, sedih dan senang aja bisa mendengar cerita mereka, prihatin dengan kehidupan yang keras mungkin, si anak merasa jajan dari orang tuanya sehingga harus mencari tambahan, namun sedih kenapa harus denhan cara meminta-meminta.
Mari sama-sama menjauhkan anak dari jalanan, bukankah jalanan dengan kehidupan kerasnya bisa menjadi contoh negatif bagi anak kecil yang seharusnya berada dirumah dengan lingkungan yang sehat. Orang tua mungkin menjadi kunci utama dalam hal ini, kontrol terhadap anak, tau teman mainnya, tau trmpat mainnya itu perlu. Karena investasi terbesar kita sebagai orang tua adalah anak.